Jangan Malu Berinfak Meskipun Sedikit – Seorang muslim dianjurkan untuk istiqamah dalam berinfak di jalan Allah baik dalam kondisi apapun baik lapang maupun sempit. Hal itu tak lain karena istiqamah berinfak menjadi salah satu tanda dari ketakwaan.
Dalam kondisi apapun, orang yang bertakwa akan selalu berupaya untuk memberi dan membantu orang lain yang membutuhkan sesuai dengan kadar kemampuannya, baik dalam kondisi lapang ataupun sempit.
Allah SWT berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 134 yang artinya sebagai berikut.
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya, dan memaafkan kesalahan orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.”
Dalam ayat diatas kita dapat mengambil hikmah bahwasannya orang yang bertakwa ialah orang senantiasa berinfak baik dalam konsisi lapang ataupun sempit. Dalam hal ini, infak dalam kondisi lapang dapat kita ambil hikmahnya sebagai pembelajaran diri untuk menghindari sikap sombong, tamak, serakah, dan cinta harta secara berlebihan.

Sebaliknya, infak dalam kondisi sempit dapat kita ambil hikmahnya sebagai pembelajaran untuk menyadarkan diri bahwasannya tangan di atas jauh lebih baik daripada tangan di bawah serta bersyukur dengan apa yang dimiliki saat ini.
Rasulullah mengajarkan kepada umatnya untuk istiqamah dan kontinu dalam berinfak meskipun dengan jumlah sedikit. Sebab, jika disertai dengan niat yang tulus dan ikhlas hanya mengharapkan ridha Allah semata, infak yang jumlahnya sedikit memiliki nilai yang sangat mulia di sisi-Nya.
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bersabda: “Jauhkanlah dirimu dari apai neraka walaupun dengan (bersedekah) sebutir kurma.” (Muttafaq Alaih).
Jangan malu berinfak meskipun dalam jumlah sedikit, sebab yang menjadi kunci dari apa yang kita berikan adalah keikhlasan dan seberapa besar pengorbanannya.
Dalam peristiwa perang Tabuk, Rasulullah SAW menganjurkan kepada para sahabat untuk berinfak dengan hartanya. Saat itu banyak sahabat yang merespon baik anjuran tersebut dengan mengeluarkan infak terbaiknya.
Abu Bakar menyerahkan seluruh hartanya. Umar bin Khattan RA menyerahkan separuh harta yang dimilikinya. Ustman bin Affan mengeluarkan infak 300 ekor unta lengkap dengan perlengkapannya serta uang 1.000 dinar. Kemudian, tak ketinggalan Abdurrahman bin Auf yang menginfakan hartanya senuilai 4000 driham perak dan 40 ribu dinar emas.
Saat para sahabat berinfak dengan jumlah hartanya yang besar dan kadar pengorbanannya masing-masing, ada seorang sahabat miskin bernama Abu Uqail yang turut berinfak meskipun ia tidak memiliki harta yang banyak.
Ia adalah salah satu sahabat yang hidupnya dilanda kesulitan, ia datang kepada Rasulullah dengan membawa satu sha’ kurama (kurang lebih 3 kg) untuk kemudian ia infakkan. Meskipun dengan jumlah yang sedikit, pengorbanan Abu Uqail dalam berinfak sama dengan besarnya pengorbanan Umar bin Khattab yang menyerahkan setengah dari harta milikknya untuk diinfakkan.
Baca Juga: Langkah Sederhana Menjadi Seorang Dermawan
Sahabat,dari kisah diatas kita dapat mengambil hikmah bahwa nilai utama dari berinfak ialah keikhlasan. Dengan demikian, jangan merasa malu dan enggan untuk berinfak meskipun jumlahnya sedikit. Sedikit apapun amal yang kita kerjakan serta harta yang kita infakkan, Allah akan mencatatnya sebagai amal kebaikan.
Tunaikan infak terbaikmu sekarang dan kapanpun bersama Yayasan Rahmatan Lil-Alamin Jakarta Timur melalui situs ini https://indonesiaberbagi.id/donasi/.