Indonesiaberbagi.id – Reksadana adalah salah satu instrumen investasi yang dapat dijadikan sebagai platform untuk berinvestasi guna menyiapkan masa depan yang lebih baik. Ada banyak kemudahan yang ditawarkan reksadana sebagai platform investasi yang dilakukan secara online melalui smartphone.
Dalam Islam, reksadana adalah satu aset investasi yang menjadi salah satu objek zakat yang mesti dizakati oleh pemiliknya ketika telah mencapai haul dan nishab. Hal ini dikarenakan reksadana termasuk ke dalam jenis aset atau harta seperti halnya emas, uang, property dan lainnya.
Mengutip dari baznas.go.id, zakat reksadana ditetapkan menjadi salah satu objek harta yang wajib dizakati berdasarkan hasil ketetapan atau kesepakatan para ulama pada Muktamar Internasional Pertama tentang zakat yang dilakukan di Kuwait (29 Rajab 1404 H) bahwa hasil dari keuntungan investasi wajib dikeluarkan zakatnya.
Aset dari investasi reksadana wajib dizakati saat hasil keuntungan investasinya sudah mencapai haul dan nisab (batas minimal jumlah harta yang wajib dizakati). Nisab zakat reksadana sama seperti zakat mal yakni 85 gram emas murni dengan persentasi zakat 2,5% dari aset atau keuntungan yang dimiliki.
Berdasarkan hal itu, cara menghitung zakat reksadana adalah 2,5% x Jumlah harta yang tersimpan selama satu tahun.
Simulasi dan Contoh Kasus Perhitungan Zakat Reksadana
Bapak Ari adalah seorang bapak Muda yang rajib berinvestasi untuk menyiapkan masa depannnya. Ia menggunakan reksadana sebagai instrumen investasi yang dimilikinya, selama satu tahun Bapak Ari memperoleh keuntungan sebesar Rp98.000.000, berapa zakat yang harus ditunaikan bapak Ari jika harga emas murni Antam senilai Rp995.000?
Cara Menghitung Zakat Bapak Ari
Nisab Zakat : 85 gram x Rp995.000 = Rp84.575.000;
Keuntungan Bapak Ari: Rp.98.000.000 (mencapai nisab zakat).
Hitungan Zakat : Keuntungan bapak Ari selama satu tahun x 2,5%
Rp.98.000.000 x 2,5% = Rp2.450.000
Zakat reksadana yang wajib dikeluarkan Bapak Ari adalah Rp2.450.000
