Dalam bersedekah, kita dianjurkan untuk senantiasa menjaga adab dalam menunaikannya, sehingga apa yang kita berikan mendapat keridhoan-Nya. Adapun beberapa adab yang harus kita senantiasa diperhatikan saat sedekah antara lain memberikan harta yang baik dan layak, menjaga perasaan penerimanya, menghindari sikap riya, tidak berlebih-lebihan dan tidak juga kikir, dan bersegera dalam menunaikannya.
Adab bersedekah ini penting untuk sama-sama kita ketahui dan kemudian diaplikasikan. Tujuannya agar keikhlasan dan tujuan bersedekah dapat terjaga dengan baik sehingga terhindar dari segala hal yang dapat mengurangi keberkahan serta menghapus pahala sedekah yang ditunaikan.
Adab bersedekah juga memberikan pemahaman bahwasannya sedekah tidak hanya berbicara tentang harta atau uang yang diberikan kepada orang lain. Melainkan juga tentang keikhlasan, ketulusan, saling menyayangi, serta saling membantu dengan sesama.
Simak artikel ini sampai selesai yuk, untuk mengulas tentang adab bersedekah menurut Al Quran di bawah ini.
Adab Bersedekah Menurut Al Quran
Adab merupakan salah satu unsur penting dalam berbagai hal, baik dalam beribadah, bermasyarakat hingga dalam bersedekah sekalipun. Berikut adalah beberapa adab dalam bersedekah menurut Al Quran yang dapat sahabat aplikasikan dalam pelaksanaan sedekah atau infak sehari-hari.
1. Memberikan Harta yang Baik dan Layak
Pertama, adab dalam bersedekah ialah memberikan harta yang baik dan layak kepada penerimanya. Misalnya, ketika kita memiliki dua lembar uang dengan nominal yang sama, namun memiliki perbedaan kondisi. Uang pertama ialah uang yang masih bagus dan bersih dan uang kedua kondisinya sudah lecek dan kotor, maka saat kita bersedekah hendaklah memberikan yang yang masih bagus dan bersih.
Begitu juga dalam sedekah makanan dan pakaian, berikanlah makanan atau pakaian pada orang lain yang menurut diri kita layak dan kondisinya baik. Berkaitan dengan adab bersedekah ini, Allah SWT berfirman dalam QS. Al Baqarah ayat 267 sebagai berikut.
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya…” (QS. al-Baqarah: 267)
2. Menjaga Perasaan Penerimanya
Menjaga perasaan penerima manfaat sedekah kita juga penting, cara agar senantiasa mampu menjaga perasaan penerima sedekah kita antara lain hindari menyebut-nyebut serta mengungkit apa yang telah diberikan padanya. Kemudian, hindari juga merasa memiliki derajat yang lebih tinggi daripada derajat orang yang menerima sedekah kita. Allah SWT berfirman:
“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 262)
Dalam ayat diatas, disebutkan bahwa Allah akan memberikan pahala yang sempurna kepada siapa saja yang mengerjakan adab dalam bersedekah, serta menghindarkannya dari perasaan khawatir dan sedih hati.
Kemudian, ketika ada orang yang meminta kepada kita, Allah SWT menganjurkan agar tidak menghardiknya. Hal itu sebagaimana disampaikan dalam firman-Nya QS. Ad-Dhuha ayat 10 yang berbunyi:
“Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.” (QS. Ad-Duha: 10)
Sahabat, alih-alih menghardik orang yang meminta, alangkah baiknya kita memberikan bantuan kepadanya sesuai dengan kemampuan diri. Kemudian, jika hendak menolaknya, tolaklah dengan cara yang baik dan lembut sehingga tidak menyakiti perasaannya.
3. Hindari Perbuatan Riya
Sedekah baik dalam jumlah kecil maupun jumlah besar atau secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan harus kita kerjakan dengan ikhlas, artinya tidak mengharapkan apapun kecuali keridhoan-Nya. Agar keikhlasan bersedekah dapat kita raih, menghindari perbuatan riya adalah salah satu adab sedekah yang harus kita perhatikan.
Apa sih riya dalam bersedekah? Orang yang bersedekah dengan riya adalah orang yang bersedekah namun memiliki tujuan agar dipuji oleh orang lain, dilihat sebagai orang berada, serta ingin disebut atau mendapat pengakuan sebagai orang yang paling dermawan.
Semoga, kita semua diberikan perlindungan oleh Allah dari perbuatan riya saat bersedekah. Hal itu dikarenakan riya merupakan keburukan yang tidak sukai oleh Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya QS. An-Nisa ayat 38 sebagai berikut.
“Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya.” (QS. An-Nisa’: 38)
4. Hindari Berlebih-lebihan dan Sifat Kikir
Bersedekah merupakan amalan yang baik disisi-Nya, Allah menjanjikan balasan yang berlipat ganda bagi siapa saja yang mengerjakannya. Dalam hal ini, kita dianjurkan juga untuk menunaikan sedekah secara adil, tidak berlebih-lebihan dan juga tidak kikir.
Tidak berlebih-lebihan maksudnya adalah bersedekah sesuai batas kemampuan diri dan tidak berlebih-lebihan. Kemudian, kita juga dilarang kikir atau pelit, dan bahkan mengurangi harta yang sudah seharusnya kita berikan kepada orang lain. Berkaitan dengan hal ini, kita dapat membaca dan mentadaburi dua ayat Al Quran yakni QS. Al Furqan ayat 67 dan QS. Al-Isra ayat 26 sebagai berikut.
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al-Furqan: 67)
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.” (QS. Al-Isra’ ayat 26)
5. Bersegera dalam sedekah
Adab sedekah yang kelima adalah tidak menunda-nunda atau bersegera dalam bersedekah. Hal ini sebagaimana diterangkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya sebagai berikut:
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?” (QS. Al-Munafiqun: 10)
Ayat di atas memperingatkan kita agar senantiasa memanfaatkan kesempatan dengan baik untuk mengerjakan kebaikan, termasuk bersedekah. Tidak hanya itu, secara tersirat kita juga dapat memahami bahwa sedekah merupakan amalan terbaik yang harus kita segerakan sebelum kematian datang menjemput serta memutus seluruh amal baik kita.
Adab Sedekah Menurut Imam Al-Ghazali
Berikut adalah sembilan adab bersedekah yang disampaikannya dalam risalah yang berjudul al-Adab fid Din dalam Majmu’ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah) hal. 438:
1. hendaknya memberikan sedekah sebelum diminta
2. Tidak diketahui orang (lain) ketika memberikan
3. Menjaga kerahasiaan setelah memberikan
4. Bersikap ramah terhadap orang yang memintanya
5. Tidak menjawab dengan penolakan
6. Hendaknya menjawab dengan suara lirih ketika menolak
7. Menghindari sikap bakhil
8. Memberikan apa yang diminta
9. Menolaknya dengan penolakan yang baik.
Sahabat, itulah ulasan mengenai adab dalam bersedekah yang harus kita ketahui dan aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Adab yang baik dalam bersedekah dapat mengantarkan kita menjadikan manusia yang mengedepankan perilaku terpuji, senantiasa menjaga keikhlasan, serta menghindari perbuatan tercela.
Dalam bersedekah, sahabat dapat memberikannya kepada keluarga, kerabat, anak yatim, fakir miskin serta orang lain yang membutuhkan. Cari tahu yuk penjelasan mengenai kepada siapa kita harus bersedekah dalam artikel berikut ini: Orang yang Berhak Menerima Sedekah